Siapa yang gak mau dibilang cantik ?
Kini katakan kepadaku mana yang lebih membebaskan, dinilai karena
panjang pendek rokmu dan ukuran buah dada palsumu atau dinilai karena
kepribadian otak dan kecerdesanmu? Majalah-majalah mendikte kita, bahwa
untuk dicintai kita harus bertubuh tinggi, langsing dan cantik. Bahkan,
tekanan kepada para pembaca remaja untuk memiliki pacar sudah nyaris
mengarah ke cabul.” Yvonne Ridley, wartawan Sunday Express terbitan
Inggris.
Bagaimana pun kesan pertama tetaplah memiliki tempat tersendiri. Meski
ada pepatah ‘don’t judge book by the cover’. Sebab kesan pertama akan
menjadi penentu dan atau pembanding kesan berikutnya.
Bisa jadi, hal itu juga lah yang membuat manusia terutama perempuan
‘butuh’ untuk tampil semenarik mungkin. Apalagi di hadapan pria,
terlebih pria yang menarik hatinya. Ehem…
Semakin menjadi saat ’si pengamat jeli’ menangkap peluang untuk meneguk
keuntungan yang sebesar-besarnya. Trap! Umpannya berhasil menangkap
korban.
Pada fitrahnya, perempuan memang cenderung lebih menyukai keindahan.
Hmmm… Dan entah kenapa juga, perempuan lebih mudah dibujuk rayu. Apakah
karena seperti itulah ‘peran’-nya?
Ah, sayangnya bujuk rayu itu benar-benar diarahkan hanya pada sisi-sisi
tertentu saja. Dengan mengabaikan bahkan meminggirkan sangat jauh sisi
yang lain. Terutama kecerdasan untuk memakai rasionalitas dan logika.
Seperti yang dikatakan Yvonne Ridley, untuk dicintai perempuan harus
cantik, langsing, tinggi. Aha! Satu lagi, putih! Jika tidak seperti di
atas jangan berharap untuk dicintai.
Lengkap sudah, saat iklan yang terus-menerus tanpa henti meneror, mengamini semua itu.
Lihat saja faktanya, semakin langka produk kecantikan tanpa embel-embel
‘whitening’. Semakin banyak produk pelangsing, apapun bentuknya. Bahkan
olahraga bukan lagi untuk kesehatan.
Esensi kegunaan produk kecantikan semakin luntur. Tak lagi memperdulikan
kesehatan. Lupa bahwa kebersihan satu dari banyak hal yang penting.
Dan, keramahan serta kecerdasan dalam berpikir, berlaku, bersikap dan
bertindak.
Toh tidak nyaman berbicara dengan perempuan yang hanya putih mukanya.
Bercerita dengan si langsing cantik yang enggak ‘nyambung’ apapun
kecuali gosip artis. Atau si aduhai yang bau minyak wangi dan bau ketek
berkejaran. Apalagi kalau ucapan dan tingkah lakunya hanya polesan
layaknya serigala berbulu domba.
Percaya lah, di dunia yang saat ini begitu gilanya mencintai tampilan
fisik. Masih ada kecerdasan dalam memilih dan mencintai. Jangan takut
tidak dicintai karena belenggu batasan kecantikan yang sempit. ^_^
ps. jangan juga menyek-menyek seolah menyediakan diri untuk dimangsa :p
dari "kompasiana."
Nahh,ini yang ditunggu-tunggu ... sebuah e-book yang memberikan tips buat kamu-kamu yang hobby merias diri didepan kaca dengan cantik alami.. kamu bisa download e-Book tersebut KLIK DISINI
Sekian ^^
7 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Apabila kamu menemukan Broken link/ link rusak atau ingin bertanya dan lain sebagainya silahkan meninggalkan komentar/pesan dibawah ini !